Setelah sekian banyak konten kulineran, akhirnya punya kesempatan lagi buat mereview penginapan. Yang spesial adalah karena ini pertama kalinya saya menginap di hotel saat bulan puasa. Saya penasaran kalau saya book kamar dengan sarapan, apakah saya bisa minta diubah ke sahur. cekidot.
Minggu ini bertepatan dengan long-weekend, makanya meski semalam akhirnya saya dan istri sepakat untuk cari udara segar di Bogor saja biar gak usah terlalu jauh. Saya sudah mengincar dua penginapan, yaitu Bumi Cikeas dan Bumi Gumati. Saya senang menginap di penginapan yang punya lapangan rumput luas untuk anak saya berlari - lari.
Akhirnya selepas main di mal di Cileungsi, saya istri dan anak bablas ke Bogor dengan bermodalkan google maps. Saya belum pernah berkeliling Sentul, makanya meski pakai maps, tetep aja saya nyasar karena salah belok. 😂
Waktu menunjukkan jam 5 sore saat saya masuk ke wilayah Sentul City. Saya masuk terus ke Jl. Bukit Sentul yang saya sangat asing, tapi saya tahu dari tiktok kalau jalan ini adalah jalan alternatif ke Puncak. Beruntung ada restoran padang yang buka. Saya mampir untuk membeli makanan untuk berbuka puasa nanti di hotel. harganya lumayan mahal tapi enak asli apalagi rendangnya.
Setelah itu saya kembali manut google maps menyusuri jalan yang menyempit hingga saya akhirnya sampai di hotel Bumi Cikeas. Meski tidak kesini, seenggaknya saya jadi paham jalur kesini barangkali besok mau ke hotel Bumi Cikeas.
Setelah meneruskan perjalanan akhirnya saya sampai di hotel Bumi Gumati. Berdasarkan info yang saya dapat di hotel ini ada waterpark, tapi sudah tutup. Padahal bagus ini waterpark nya, tapi mungkin karena tempatnya yang pelosok dan jauh dari kota Bogor, mungkin sepi ya.
photo : riviwer.com |
Saya belok kanan dan mengikuti jalan menurun dan saya sempat ragu karena lokasi hotel cukup jauh dari jalan raya. Wilayahnya juga sepi dan nampak tidak terawat. Saya masuk terus hingga menemukan bangunan hotel bertembok coklat, tapi ini ternyata bukan Bumi Gumati, tapi hotel Grand Mulya.
Setelah masuk lagi dan jalan menanjak akhirnya saya sampai di parkiran hotel Bumi Gumati. Yang membuat saya lega adalah baik Grand Mulya atau Bumi Gumati itu banyak mobil terparkir. Artinya kedua hotel ini tidak sepi pengunjung. Saya menuju ke front desk untuk check-in. Disini saya kaget karena diminta maklum. Ada rombongan 11 kamar dari kelompok gereja yang sedang menginap dan mengadakan acara sehingga akan sangat berisik. Bahkan selepas maghrib mereka akan karaokean dan masih ramai dengan acaranya.
photo : riviwer.com |
photo : riviwer.com |
Usut punya usut semalam sebelum saya datang, sudah ada tamu lain yang komplain ke pihak hotel karena merasa keberisikan, namun karena rombongan tersebut menyewa banyak kamar, tamu lain hanya bisa memaklumi.
photo : riviwer.com |
Saya dapat kamar persis didepan kolam renang. Sialnya kolam renang adalah tempat rombongan tersebut mengadakan acara. Saya maklum saja. Anak udah ngebet pengen berenang tapi saya urungkan karena kolam renang ramai rombongan itu dan saya lihat tidak ada kolam renang khusus anak.
Kamar yang saya tempati cukup nyaman. Kasur double dengan sofa duduk, meja dan tv, kamar mandi dan lemari baju gantung. Sabun, sampo, dan sikat gigi juga standar hotel lah ya. Ada teh, gula, dan 2 botol sedang air mineral, serta pemanas air listrik. Kasurnya tipe spring bed, jadi saya kurang nyaman sih karena di rumah terbiasa pakai matras orthopedic. Tapi spring bed memang kasur standar mayoritas hotel di range harga dibawah sejuta.
photo : riviwer.com |
photo : riviwer.com |
photo : riviwer.com |
Waktu maghrib akhirnya tiba, saya dan istri berbuka puasa dulu. Setelah itu kami langsung keluar untuk membeli martabak pakai ojol. Senangnya karena banyak sekali menu jajan di ojol yang tidak jauh dari hotel ini. Ohya selaman halaman rumput yang luas, disini juga ada saung yang bisa dipakai untuk duduk - duduk. Saya pun duduk di saung itu menyantap martabak sambil menikmati hembusan angin malam yang dingin. Nikmatnya.
Setelah sekitar satu jam, saya memutuskan untuk masuk ke kamar lagi dan beristirahat karena besok harus bangun sahur. Ohya saat check-in saya sudah memastikan untuk mengganti sarapan dengan sahur. Sebenarnya pihak hotel kebingungan karena ternyata tamu lain tidak ada yang pesan kamar dengan sarapan. Jadi cuma saya yang sarapan dan diubah ke sahur pula. Saya sih tidak mau ambil pusing karena itu adalah hak saya kan.
Intinya malam ini saya harus tidur. Gak lucu besok jam 3 pagi kamar saya diketok - ketok untuk mengantarkan makanan sahur, sementara saya dan istri masih ngorok dan terlelap dalam mimpi. Memalukan. 😂
Alarm jam setengah tiga berbunyi dan saya bersiap menunggu sahur. Saya sengaja tidak menanyakan lagi tentang menu sahur untuk melihat keseriusan pihak hotel. Dalam hati saya sih gak masalah misal cuma dapat nasi goreng dan telor ceplok serta teh manis hangat. Itu ekspektasi minimal saya.
Jam 3 pagi pas, pintu kamar diketok. Alhamdulillah was - was tidak dapat makanan sahur saya reda. Saya buka pintu dan kagetnya saya mendapatkan menu full-course makanan ala hotel. Jelas ini bukan cuma nasi goreng sederhana. Biarkan foto yang berbicara.
photo : riviwer.com |
photo : riviwer.com |
Semua makanan yang saya dapatkan benar - benar standar makanan hotel. Alhamdulillah saya sangat berterimakasih kepada hotel Bumi Gumati karena serius menjalankan permintaan saya mengubah sarapan ke sahur. Saya benar - benar terkesan.
photo : riviwer.com |
Paginya saya kembali keluar kamar bersama anak untuk menghirup segarnya udara Cikeas ini. Meski bukan di Ciawi, lokasi hotel ini sangat sejuk karena jauh dari kota dan masih sangat rindang pepohonan. Niat saya kesini sejak awal memang sebatas pindah tidur, jadi ekspektasi saya tidak banyak seperti misal saya ke Cianjur atau ke Lembang. Tapi memang pelayanan di hotel ini sangat baik, petugas check-in sangat ramah, makanannya enak, suasananya cocok untuk sejenak beristirahat dari penatnya pekerjaan sehari - hari. Oke lanjut aja untuk hotel Bumi Gumati saya berikan bintang :
Lokasi Google Maps : Hotel Bumi Gumati Cikeas
0 Comments